URBAN FARMING

Avatar

Urban farming adalah praktik bercocok tanam dan beternak di daerah perkotaan atau area yang padat penduduk. Biasanya dilakukan di lahan-lahan kecil seperti pekarangan, atap bangunan, teras, halaman belakang, atau bahkan di dalam ruangan seperti dalam pot atau hidroponik. Urban farming bertujuan untuk memproduksi makanan lokal secara berkelanjutan dan mendekatkan sumber makanan ke komunitas perkotaan.

URBAN FARMING

Ketua Kelompok Tani Remaja Kelurahan Mijen sedang menjelaskan kepada Dinas Lingkungan Hidup pada lomba LBS (Lingkungan Bersih Sehat) Tingkat Kota Semarang.

Urban farming dapat melibatkan berbagai metode seperti bercocok tanam di kebun vertikal, hidroponik, aquaponik, atau menggunakan wadah seperti pot atau kontainer. Tanaman yang sering ditanam dalam urban farming meliputi sayuran, buah-buahan, herba, dan tanaman obat. Selain itu, ada juga praktik urban farming yang melibatkan beternak hewan kecil seperti ayam, lebah, atau ikan.

Keuntungan dari urban farming termasuk:

  1. Ketahanan pangan lokal: Urban farming membantu mengurangi ketergantungan terhadap pasokan makanan yang jauh dan memperkuat ketahanan pangan lokal.
  2. Penghematan energi: Dengan mengurangi jarak transportasi makanan, urban farming mengurangi penggunaan energi yang diperlukan untuk pengiriman dan pendinginan produk makanan.
  3. Ruang hijau: Urban farming dapat mengubah ruang perkotaan menjadi area yang hijau dan menyediakan lingkungan yang sehat bagi penduduk kota.
  4. Peningkatan kualitas udara: Tanaman yang ditanam dalam urban farming membantu menyaring polutan dan menghasilkan oksigen, meningkatkan kualitas udara di perkotaan.
  5. Pendidikan dan kesadaran lingkungan: Urban farming memberikan kesempatan untuk mempelajari proses bercocok tanam dan pentingnya menjaga lingkungan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keberlanjutan pangan.

Urban farming dapat menjadi kontributor penting dalam memenuhi kebutuhan pangan perkotaan, memperkuat ketahanan pangan, serta menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih berkelanjutan dan sehat.

METODE URBAN FARMING

  1. Kebun Vertikal: Metode ini melibatkan menanam tanaman di dinding atau struktur vertikal. Biasanya menggunakan hidroponik atau sistem tanah dalam pot vertikal.
  2. Hidroponik: Metode ini melibatkan menumbuhkan tanaman dalam larutan nutrisi tanpa menggunakan tanah. Akar tanaman ditempatkan dalam larutan nutrisi yang kaya akan zat-zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
  3. Aquaponik: Metode ini menggabungkan budidaya ikan dengan budidaya tanaman. Sistem ini menggunakan air yang mengandung nutrisi dari limbah ikan untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman.
  4. Kebun Atap: Praktik ini melibatkan menanam tanaman di atas bangunan, seperti atap gedung, untuk memanfaatkan ruang yang tersedia dan mengurangi panas bangunan.
  5. Kebun Komunal: Ini adalah praktik menanam di lahan-lahan komunal yang dibagi dan diurus bersama oleh anggota komunitas. Biasanya dilakukan di lahan-lahan publik yang dialokasikan untuk kebun.

JENIS TANAMAN YANG DI TANAM

  1. Sayuran: Tanaman seperti selada, tomat, mentimun, paprika, wortel, dan bayam sering ditanam dalam urban farming karena mereka cocok untuk ditanam dalam wadah atau sistem hidroponik.
  2. Buah-buahan: Beberapa buah seperti stroberi, jeruk kecil, atau blueberry dapat ditanam dalam pot atau wadah.
  3. Herba dan Tanaman Obat: Banyak herba seperti basil, mint, rosemary, dan lavender dapat tumbuh dengan baik dalam urban farming.
  4. Tanaman Hias: Beberapa varietas tanaman hias juga dapat ditanam untuk meningkatkan estetika ruang perkotaan.